Langsung ke konten utama

PUDAR


Pudar


Cinta yang dahulu begitu tulus dan suci

Kini tak lagi seindah dan setulus dulu

Hanya tinggal sisa kepingan kenangan

Yang semakin pudar dan meredup oleh waktu

 

Mungkin ada yang salah, mungkin ada yang hilang

Tak lagi seperti dahulu yang selalu hangat

Bagaikan bunga yang layu dan tak berwarna

Cinta pun meredup dan hilang bersama waktu

 

Mungkin cinta pernah tumbuh dalam hati

Namun, kini hanya rasa kosong yang tersisa

Membuat rindu yang terpendam dan tak terkatakan

Bagaikan beban berat dalam hidup yang terus berjalan

 

Namun, cinta yang pudar tak selalu menyakitkan

Dalam setiap kenangan, terukir sebuah arti

Melalui kepedihan dan kegagalan yang telah terlewati

Kita bisa belajar dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijak

 

Cinta yang pudar, juga sebuah pengingat

Bahwa hidup selalu penuh dengan perubahan

Namun, tak perlu meratap dan terus bersedih

Sebab, hidup selalu memberi peluang untuk mencintai lagi

 

Maka, biarkan cinta yang pudar berlalu pergi

Dan berharaplah pada cinta yang baru tumbuh

Dalam doa dan harapan, semoga cinta baru

Akan menjadi lebih indah dan tulus dari yang dulu


Sumber foto: https://ivaa-online.org/program/past/kebudayaan-dan-kearifan-lokal-dalam-mengelola-lingkungan-dan-sumberdaya-air-kawasan-kars-gn-sewu/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RASA HARAPAN DI SETIAP SENDOK

Rasa Harapan di Setiap Sendok Pada suatu pagi yang cerah, Amelia terbangun dengan semangat yang membara. Dia telah bermimpi untuk memiliki bisnis restoran sendiri sejak lama, dan hari ini adalah awal perjalanan membangun mimpinya. Setelah bertahun-tahun bekerja di industri makanan, Amelia memutuskan untuk mengejar impiannya dan membuka restoran yang unik dan penuh cita rasa. Amelia memulai dengan menyusun rencana bisnis yang matang. Dia mempelajari tren makanan terkini, merencanakan menu yang kreatif, dan menentukan konsep unik untuk restorannya. Amelia percaya bahwa untuk sukses, restorannya harus menawarkan lebih dari sekadar makanan yang lezat; ia ingin menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Dengan semangat dan keberanian yang membara, Amelia mencari lokasi yang sempurna untuk restoran barunya. Setelah beberapa bulan mencari, dia menemukan sebuah gedung tua yang terletak di pusat kota. Gedung itu memiliki karakter dan pesona yang tak ternilai, meskipun membutuhkan banya

HARAPAN DI SETIAP TETES TEH

Harapan di Setiap Tetes Teh Pada suatu hari yang cerah di sebuah kota kecil yang damai, hiduplah seorang pemuda bernama Denny. Denny adalah seorang pemimpi dengan semangat yang besar dan impian yang tinggi. Ia selalu terpikir untuk membangun sebuah bisnis kedai teh yang unik dan menarik hati orang-orang di sekitarnya. Denny adalah seorang pecinta teh sejati. Setiap pagi, ia akan pergi ke kebun teh terdekat untuk memetik daun-daun teh segar. Ia mengagumi proses pembuatan teh dari awal hingga akhir, dan ingin berbagi keajaiban teh dengan orang lain melalui kedainya sendiri. Tanpa ragu, Denny mulai mengumpulkan modal dan mencari tempat yang tepat untuk membangun kedainya. Setelah beberapa bulan, ia menemukan sebuah ruang kosong di pusat kota yang cocok untuk usahanya. Denny pun mulai merancang desain interior yang unik, dengan suasana yang hangat dan nyaman. Setelah itu, Denny melakukan perjalanan ke berbagai daerah untuk mempelajari lebih lanjut tentang keberagaman teh dan budaya teh di

IBU

Ibu Dalam setiap nafasku Ada kasihmu, ibu Kaulah sinar dalam hidupku Dan panutan dalam langkahku   Dalam pelukmu aku merasa aman Dalam sentuhanmu aku merasa nyaman Tanganmu selalu terbuka untuk membantuku Kau selalu siap menolong dan mendukungku   Walaupun ku sering membuat kesalahan Kau tetap sabar menghadapinya Kau selalu memberi aku teladan Dan mengarahkan langkahku ke jalan yang benar   Kau selalu tahu apa yang aku butuhkan Meski aku sendiri tidak tahu Kau selalu ada dalam doaku Menjaga aku dan keluargaku   Kau adalah wanita paling hebat dalam hidupku Ku harap aku bisa menjadi setengah hebat seperti dirimu Ku cintai kau selamanya, ibu Dan takkan pernah bisa melupakanmu   Sumber foto: https://mirmagz.com/2021/12/23/8670/