Dendam yang Terbalaskan
Suara jangkrik berirama dengan keriuhan hutan yang sunyi. Di tengah kegelapan malam, Elena berjalan dengan langkah hati-hati melewati pepohonan yang menjulang tinggi. Di matanya terpancar tekad yang kuat, sebab malam itu adalah malam di mana dendamnya akan terbalaskan.
Tiga tahun yang lalu, Elena telah mengalami musibah yang mengguncang hidupnya. Ayahnya, seorang petani yang penuh semangat, telah dirampok dan dibunuh oleh sekelompok penjahat tak berdosa. Hidup Elena berubah drastis sejak saat itu. Rasa sakit dan kehilangan yang terus menghantuinya membuatnya tak bisa tidur dengan tenang, dan api dendam berkobar di hatinya.
Elena telah menjalani pencarian panjang untuk menemukan keberadaan para penjahat tersebut. Jejak yang ditinggalkan memudar seiring berjalannya waktu, tetapi Elena tidak pernah menyerah. Akhirnya, petunjuk yang lemah membawanya ke hutan terpencil, tempat di mana kabarnya para penjahat bersembunyi.
Perlahan-lahan, Elena mendekati markas mereka. Dia merasakan detak jantungnya semakin cepat, tetapi tidak ada rasa takut yang bisa menghentikannya. Ketika dia melihat cahaya samar di kejauhan, Elena mengetahui bahwa saatnya telah tiba.
Dengan hati yang berdebar kencang, Elena melangkahkan kakinya masuk ke dalam perkemahan para penjahat. Mereka terkejut melihat seorang wanita muncul di tengah malam, namun Elena tidak gentar. Dia melangkah maju dengan tatapan tajam yang penuh kemarahan.
"Para penjahat yang kejam! Kalian telah merenggut nyawa ayahku!" pekik Elena dengan suara lantang, memecah keheningan malam. "Kalian akan mendapatkan balas dendam yang setimpal!"
Mereka tertawa, meremehkan kehadiran Elena yang tampak rapuh. Tapi apa yang mereka tidak tahu adalah, balas dendam adalah api yang tak dapat dipadamkan.
Dalam sekejap, Elena mengeluarkan pisau dari balik punggungnya dan dengan cepat melancarkannya ke arah salah satu penjahat. Pisau itu menancap tepat di jantungnya, membuyarkan senyum sombong di wajahnya. Rasa sakit yang dulu dirasakan Elena memenuhi pikirannya, membuatnya merasa puas.
Dalam kekacauan yang terjadi, Elena dengan tangkas menghindari serangan mereka. Dia adalah bayangan yang tak terlihat, yang bergerak dengan lincah dan kecepatan yang mengagumkan. Satu per satu, para penjahat jatuh ke tangan balas dendam yang membara. Saat Elena menatap mereka yang terkapar di tanah, perasaan pahit yang lama menghantui dirinya mulai pudar. Rasa dendam yang selama ini menggerogoti hatinya telah terbalaskan.
Sumber foto: https://poskota.co.id/2021/10/01/ternyata-dendam-itu-mahal
Komentar
Posting Komentar