Hadus Hareynem
Di saat kala gelap melingkupi jiwa,
Rasa menyerah pun menyapa perlahan.
Leluhurmu gemilang, takkan berpaling,
Namun, hatimu terhimpit derita yang teramat dalam.
Engkau bertarung dengan badai kehidupan,
Melawan ombak yang berkecamuk tak henti.
Namun, takdir bermain, tak selalu sejalan,
Rasa letih dan ragu menghampirimu tiba-tiba.
Kata-kata putus asa melandai di bibir,
Cukup sudah, seringkali kau berkata.
Bak embun yang surut menggelayut di rerumputan,
Engkau ingin menyerah, menepi sejenak dari pertempuran.
Namun, hentikan sejenak rengekan hati itu,
Dengarkan, suara langit berkata dengan lembut.
Dalam setiap jatuh, ada ruang untuk bangkit,
Di setiap kekalahan, ada peluang untuk menang.
Lihatlah ke dalam diri, temui kekuatanmu yang tersembunyi,
Jangan biarkan bayangan kegagalan membutakan mata.
Rasa menyerah hanyalah henti sejenak dalam perjalanan,
Bergeraklah maju, cari sinar baru di ufuk yang memancarkan cahaya.
Sebab sesungguhnya, jiwa tak mudah dikalahkan,
Di balik setiap luka, ada kekuatan yang menjulang.
Rasa menyerah hanyalah bisikan sang pesimis,
Perjuangkan impianmu, teruslah melangkah, tak pernah berhenti.
Biarlah puisi ini menjadi pemantikmu,
Tuk hadapi rasa menyerah dengan tegar.
Ketahuilah, di dalam dirimu ada semangat yang berkobar,
Raihlah mimpi-mimpi, jangan biarkan menyerah membawa lara.
Engkau mampu, sungguh, melampaui batas yang ada,
Berdirilah tegak, hadapi badai dengan kepala tegak.
Rasa menyerah hanya sebatas kata-kata,
Namun kau, kau adalah pahlawan yang takkan pernah mati rasa.
Sumber foto: https://id.quora.com/Apakah-kamu-pernah-merasa-ingin-menyerah-dalam-segala-hal
Komentar
Posting Komentar