Keluarga Retak
Di ujung senja, cerita kelam terhampar,
Keluarga yang retak, bertabur lara.
Dulu, harap menyala di setiap mata,
Namun kini, resah merayap tiada henti.
Terpisah oleh jarak, kisah yang terbelah,
Broken home menjadi nyanyian sepi malam.
Pergi dan pulang hanya kenangan semu,
Kekosongan hati, duka yang terpendam.
Ayah yang tiada, terpencil dalam bayang,
Ibu yang jauh, tersesat dalam mimpi.
Anak-anak terombang-ambing di samudra kehidupan,
Mencari pegangan, merindukan kasih.
Teringat masa silam, hangatnya pelukan,
Genggaman tangan yang takkan pernah pudar.
Namun kini, hati terluka dan tergores,
Dalam puing-puing kehidupan yang pecah.
Tapi ada sinar, mengintip di antara retak,
Cinta yang masih bertahan, mengikat erat benang.
Keluarga tak hanya sekadar darah daging,
Tapi ikatan batin, kasih sayang yang tak terkikis.
Meski terluka, mereka saling berbagi,
Mengobati luka, melawan derita yang ada.
Satu demi satu, retakan akan terobati,
Hati-hati yang pecah akan tersembuhkan.
Keluarga yang broken home bukan akhir dari segalanya,
Tapi awal perjalanan membangun kembali.
Dalam kegagalan kita belajar menemukan arti,
Dan dengan bersama, mengarungi kehidupan yang berbeda.
Kita bisa mengumpulkan pecahan-pcahan hati,
Memahat cerita baru, mengubah takdir luka.
Keluarga yang retak tak berarti terhancur selamanya,
Dengan cinta dan pengertian, kita bisa sembuh bersama.
Jadi, kita hadapi rintangan dengan tegar,
Menyatukan kembali helai-helai cinta yang rapuh.
Keluarga yang broken home tak menghentikan harapan,
Kita bangkit bersama, membangun kembali kebahagiaan.
Sumber foto: https://m.brilio.net/creator/dampak-perceraian-orang-tua-dan-tumbuh-menjadi-anak-broken-home-010360.html
Komentar
Posting Komentar